Jujur Pada Orang Yang Tepat

Di salah satu seminar parenting yang ibu ikutin, speakernya nanya, "Siapa ibu/bapak disini yang merasa anak adalah beban?"

Dan dihadapan lebih dari seratus peserta, cuma Ibu yang angkat tangan, SENDIRIAN.

Malu?

Iya. Malu.

Tapi ibu memberanikan diri untuk jujur, karena ibu butuh jawaban.

Saat itu ibu sangaaaaaat kewalahan membersamai Sekar. Awal mula ibu tau ibu depresi, dan akhirnya memutuskan ke psikiater dimulai dari situ. Banyak sekali hal yang harus ibu tanyakan dan pelajari pada orang yang tepat.

Ibu inget banget (karena cuma ibu yang ngacung), semua orang ngeliat ke ibu, termasuk speakernya. Ditanya sama speakernya, "anak ibu berapa? Usianya berapa?"

Mungkin ekspektasi speakernya, Ibu bakal jawab 5 anaknya. Pas ibu jawab, "anak saya satu, umurnya 2 tahun" (pada saat itu Galang belum lahir). Beberapa orangtua ada yang ketawa. Mungkin aneh ya, anaknya baru satu aja kok udah ngerasa beban.

Tapi ya memang itu yang ibu rasain saat itu, ibu harus jujur karena ibu butuh pertolongan. Kalau ibu diam, gimana orang bisa nolong? Ibu ingin bisa baik-baik saja membersamai Sekar.

Sekar, kadang, kita harus jujur mengakui kekurangan kita pada orang yang tepat. Dengan niat ingin dibantu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Kamu Lihat, Belum Tentu Yang Kamu Lihat

Membuat Catatan Pengeluaran Rumah Tangga Sederhana

My Happiness Journal #13