Postingan

Apakah Aku Ibu Yang Pemarah?

Gambar
Dalam 1 pekan ini ibu mulai mindful mengatur emosi dan hari-hari supaya lebih tertata dan terasa dengan baik. Dalam 1 pekan ini, hari ini pertama kalinya ibu marah-marah lagi. Ibu langsung melabeli diri ibu sendiri dengan, "tuh kan aku tuh emang ngga bisa deh nahan emosi, emang bisanya marah-marah aja." Tapi, adil ngga sih sama diri sendiri? Melabeli diri sendiri dengan hal yang belum valid kebenarannya. Coba bayangin dong, Bu Gita. Dalam 7 hari, Ibu satu kali marah-marah, yang temponya ga lebih dari 1 jam. Dalam 7 hari, marah-marahnya cuma 1x, kan bukan tukang marah-marah aja dong jadinya. Pagi ini bangun kesiangan, jam 5 baru bangun karena mindset di kepala udah bikin statement duluan bahwa hari ini masih menstruasi jadi bisa lebih tenang. Taunya bablas. Begitu bangun, langsung bangunin Sekar, dan Sekar langsung marah-marah. "Ibu maah, kenapa aku telat dibanguninnya. Ibu jeleeeek!" Terus aja kata-kata 'ibu jelek' 'ibu jelek' diulang-ula

Sahabat Adalah Kamu

Bila kau dapat mengerti. Sahabat adalah setia. Dalam suka dan duka. Kau kan dapat berbagi rasa untuknya. Begitulah seharusnya, ja lani kehidupan Setia.... Setia.... Dan tanpa terpaksa Ok hari ini kumat lagi ga warasnya, it's OK Gita. Iya tau kok tau, kamu butuh orang-orang support ke engga-warasan kamu, kamu butuh orang lain back up dan mengerti kondisinya. Tapi mungkin ini sudah sangat terlalu lama, Gita. Lamaaaaaaa sekali. Orang lain juga punya harapan, punya harapan kamu bisa baik lagi, kamu bisa kembali waras, kamu bisa mengimbangi ritme hidup mereka, ingin kamu kembali 'pintar' seperti dulu. Mereka lelah, Gita. Mereka capek membersamai ketidakwarasan kamu. Me on the otherside also says, "jangankan orang lain, diri gue sendiri aja capek, ya Allah!" Aku capek kenapa aku ga bisa se-satset dulu. Kenapa aku segoblog ini. Kenapa se-engga bisa multitasking itu. Ga perlu multitasking tingkat dewa, sesederhana beli roti dan nyari barang ilang aja kenapa bisa marah-mar

Yang Kamu Lihat, Belum Tentu Yang Kamu Lihat

Apa yang kita lihat di orang lain, misal orang itu sedang bahagia, gembira, tertawa, belum tentu dia ga lagi ngerasa sedih, kecewa, berjuang. Apa yang kita lihat dalam 1 jam, ngga bisa mewakili 24 jam hidup dia. Kita ketemu temen nongkrong, haha hihi 1 jam, ketawa lepas, kita pikir dia bahagia, padahal belum tentu. Bisa jadi 23 jam sisanya dia lagi tersiksa, yang 1 jam bersama kita ini, bukan dia menutupi, bukan dia ingin terlihat sok tegar, dia mungkin sedang berusaha MELUPAKAN SEJENAK 23 jam masalah yang lagi dia hadepin. So do I. Aku capek berusaha menyelesaikan masalah yang ternyata diluar kuasa aku. Sampai aku pikir, mungkin memang ada masalah yang ga harus diselesaikan, tapi dipasrahkan. Pasrah sama Allah. Untuk orang kaya aku yang senengnya curhat, yang lega kalau udah cerita, itu kalau ada masalah pengennya cerita. Pengennya didengerin, dirangkul, dibantu nyelesein masalahnya. Tapi makin kesini aku sadar, ga semua orang mau ya dengerin cerita kita, ngga semua orang akan berespo

Pengen Teriak Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!

Suamiku pagi ini nanya, "kamu kenapa sih sama aku?" Gara-garanya udah 3 harian ini muka tegang, kerang-kerung, susah senyum, dideketin gak mau. Aku bukannya gak mau dideketiiiiiiin, aku lagi stresssss tingkat tinggi. Pindahan rumah ini bikin hidup aku mau ngga mau ya jadi berubah. Biasa tinggal di rumah sendiri, yang letak-letak tempat bumbunya udah hafal, yang kalau mau ke ruangan mana ke ruangan mana, flownya udah hafal, dan pasti nyamaaaaaan dong rumah sendiri. Sekarang pindah ke rumah yang, iya sih lebih besar, lebih lega, tapiiiiiiiiiii, harus ngapalin lagi tempat-tempatnya, adaptasi lagi sama sistem air di rumah ini yang ribet banget ya Allah. Ehh harus bersyukur ya, alhamdulillah, tapi ya bismillah juga karenaaaa aku tuh anaknya main aman banget. Ngga suka sama suasana baru, ngga suka sama lingkungan baru, maunya yang aman-aman aja, maunya yang gampang-gampang aja. Wkwkwk. Tapi ya alhamdulillah segini ge uyuhan, suami cuma ngga disenyumin aja. Kalau aku yang dulu, mung

Jujur Pada Orang Yang Tepat

Di salah satu seminar parenting yang ibu ikutin, speakernya nanya, "Siapa ibu/bapak disini yang merasa anak adalah beban?" Dan dihadapan lebih dari seratus peserta, cuma Ibu yang angkat tangan, SENDIRIAN. Malu? Iya. Malu. Tapi ibu memberanikan diri untuk jujur, karena ibu butuh jawaban. Saat itu ibu sangaaaaaat kewalahan membersamai Sekar. Awal mula ibu tau ibu depresi, dan akhirnya memutuskan ke psikiater dimulai dari situ. Banyak sekali hal yang harus ibu tanyakan dan pelajari pada orang yang tepat. Ibu inget banget (karena cuma ibu yang ngacung), semua orang ngeliat ke ibu, termasuk speakernya. Ditanya sama speakernya, "anak ibu berapa? Usianya berapa?" Mungkin ekspektasi speakernya, Ibu bakal jawab 5 anaknya. Pas ibu jawab, "anak saya satu, umurnya 2 tahun" (pada saat itu Galang belum lahir). Beberapa orangtua ada yang ketawa. Mungkin aneh ya, anaknya baru satu aja kok udah ngerasa beban. Tapi ya memang itu yang ibu rasain saat itu, ibu harus jujur kar

Me Time Orang Dewasa Ngapain Sih?

Akhir-akhir ini males banget nulis, males ngejurnal, bukan cuma karena ga ada waktu sih, tapi ga ada niat juga. Bingung mau nulisin apa, mau bikin #happinesajournal juga bingung apa happy-nya. Otak udah terlalu mumet sama rutinitas sehari2 yang itu-itu aja tapi terus berulang dan harus dilakukan. Ditambah Galang sakit. Aku tuh suka overthinking deh kalau anak-anak sakit. Makanya kayanya tenaganya terkuras sama pikiran aku sendiri. Iya tau ngga boleh overthinking, tapi itu tuh ga bisa di-engga-in gitu loh. Muncul sendiri aja gitu pikiran-pikiran, ini kenapa ya, kok gini ya, aku harus gimana ya. Karena lelah sama rutinitas yang itu-itu aja, aku jadi berusaha menggunakan waktu luang aku yang ada untuk membahagiakan diri sendiri. Boleh dooooong. Jangan bilang egois buat ibu yang mau me time please. Jadilah kapan hari cabut dari rumah sendirian ke MCD yang agak jauhan, di Buah Batu. Jauh kan segitu?! Jauh doong. Nyampe MCD, kok rameee. Lagi males di tengah-tengah keramaian, akhirnya pesen t

Dua Jam Bareng Sekar #2

Gambar
Alhamdulillah ada waktu lagi ya kita, Sekar. Ga kerasa dua jam kita yang pertama itu ternyata 1 bulan yang lalu, Sayang. Maafkan ibuu baru ada waktu lagi berdua sama Sekar 🥲 Gapapa ya, mudah-mudahan Allah selalu meluangkan waktu kita buat berdua ya ke depannya 🙂 Sekar inget ngga, hari ini kita kemana aja? Pulang sekolah, Sekar tanya ibu, "Ibu mau kemana?" Karena ibu jemput Sekar pake baju rapih, bukan pake daster dan jilbab bergo 😆 Terus ibu bilang, "hari ini ibu mau 2 jam bareng Sekar!" Ibu seneng deh lihat Sekar sumringah denger jawaban itu. Mukanya langsung senyum-senyum terus, berasa dapet hadiah berlian ya, Sekar?! Hahaha. Berarti waktu berdua sama Ibu tuh seberharga itu ya buat Sekar. Mashaallah..... Hari ini kita mauuuuuu........nonton bioskop!!!!! Yeay! Pertama kali Sekar nonton itu film NusaRara. Setelah itu Sekar selalu bilang, "Bu, kalau ada film anak-anak lagi, aku mau nonton di bioskop lagi" Qadarullah hari ini ada film Mario Bross, walaupu